Extra
Ecclesiam Nulla Salus; Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan
Extra Ecclesiam Nulla Salus; Di Luar Gereja Tidak Ada
Keselamatan. Pengertian yang terdengar sempit namun memiliki arti yang sangat
dalam, namun kebanyakan orang awam Katolik dan para Imam berhaluan liberal
sering menafsirkan doktrin ini sudah dianulir dan tak sesuai perkembangan
jaman. Pandangan ini yang justru harus diluruskan, sebab Gereja TIDAK PERNAH
menganulir doktrinnya. Pemahaman lebih lanjut bisa dibaca di KGK 846.
"Berdasarkan Kitab Suci dan Tradisi, konsili mengajarkan,
bahwa Gereja yang sedang mengembara ini perlu untuk keselamatan. Sebab hanya
satulah Pengantara dan jalan keselamatan, yakni Kristus. Ia hadir bagi kita
dalam Tubuh-Nya, yakni Gereja. Dengan jelas-jelas menegaskan perlunya iman dan
baptis, Kristus sekaligus menegaskan perlunya Gereja, yang dimasuki orang
melalui baptis bagaikan pintunya. Maka dari itu ANDAIKATA ADA ORANG YANG
BENAR-BENAR TAHU, bahwa Gereja Katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus
Kristus sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap
tinggal di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan" (LG 14)
Dan berbagai dokumen KV II seperti Lumen Gentium, Nostra Aetate
dan Dignitatis Humanae memberikan penjelasan akan doktrin tersebut tanpa
melenceng dari arti asal doktrin tersebut.
"Sebab karena Kristus telah wafat bagi semua orang, dan
panggilan terakhir manusia benar-benar hanya satu, yakni bersifat ilahi, kita
harus berpegang teguh, bahwa Roh Kudus membuka kemungkinan bagi semua orang,
untuk bergabung dengan cara yang diketahui oleh Allah dengan misteri Paska
itu" (GS 22) Bdk. LG... See More 16; AG 7.. Setiap manusia yang tidak
mengenal Injil Kristus dan Gereja-Nya, tetapi mencari kebenaran dan melakukan
kehendak Allah sesuai dengan pemahamannya akan hal itu, dapat diselamatkan.
Orang dapat mengandaikan bahwa orang-orang semacam itu memang menginginkan
Pembaptisan, seandainya mereka sadar akan peranannya demi keselamatan."
Dua bagian di atas menunjukkan keselamatan semua orang selalu
terhubung dengan Gereja walaupun caranya berbeda (ada yang de facto menjadi
anggota, ada yang dihubungkan secara misterius dengannya), dan karenanya tidak
mungkin ada keselamatan tanpa hubungannya dengan Kristus dan Gereja (inilah
arti sebenarnya dari ungkapan Extra Ecclesiam Nulla Salus).
Seringkali muncul di benak kita semua sebuah pernyataan berikut:
[Saya kurang sepakat karena ada banyak agama di dunia ini di Indonesia saja ada enam agama, yang berkembang dan mereka juga berbuat kebaikan bagi sesama yg akhirnya akan membawa umatnya ke yang benar sehingga dapat masuk surga. Hanya katoliknya yang the best.]
Nah, menarik bukan untuk didiskusikan? sebelumnya ada prinsip yang harus dipegang dalam mengartikan dokumen-dokumen KV II dalam kaitannya dengan doktrin EENS tersebut. YaituKEBENARAN "BERBEDA" dengan "KESELAMATAN". Kebenaran ada di luar Gereja sebab manusia memiliki kodrat luhur yaitu suatu kerinduan yang mendalam untuk bersatu kembali dengan Allah penciptanya, kita bisa membuktikan ini bahwa di suku-suku terpencil pun yang jauh dari peradaban manusia modern masih memiliki kepercayaan akan sebuah "kekuatan yang tak terlihat", dalam antropologi hal ini disebut dengan animisme dan dinamisme. Maka Gereja pun mengajarkan bahwa "manusia adalah mahluk religius". Dalam diri Allah terdapat kebenaran sejati. Maka dalam setiap usaha mereka manusia dalam mencari Allah, sudah tentu terdapat nilai-nilai kebenaran.
Tetapi keselamatan datangnya hanya dari Allah, dan manusia dituntut untuk kerjasamanya secara aktif bersama Allah untuk mencapai keselamatan tersebut. Jika kita memperhatikan kisah-kisah Perjanjian Lama (PL), kita bisa melihat bahwasanya Allah telah menjanjikan keselamatan itu kepada manusia sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa (Kej 3:15). Namun sifat Allah yang maha segalanya, dan keterpisahan antara manusia dengan Allah akibat dosa telah menjauhkan dariNya. Maka Allah mewahyukan diri secara bertahap melalui para Nabi PL dan para nabi PL terus menubuatkan kepenuhan sabda Allah dalam diri Mesias.
Dalam diri Yesus Kristus lah, sang Sabda telah menjadi daging dan tinggal diantara kita, suatu pewahyuan yang sempurna dan terakhir, dan wahyu tersebut hidup abadi dalam tubuh MistikNya di dunia yaitu Gereja. Dan Gereja yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik (Mat 16:18-19), Gereja tersebut adalah Gereja Katolik. Sang kebenaran sejati telah mewahyukan diriNya kepada manusia dan mempercayakan perintah-perintahNya yang hidup dalam Gereja, dan Gereja telah diberikan suatu kuasa dan rahmat sehingga Gereja tak akan dapat jatuh ke dalam alam maut, maka Gereja tak pernah mengajarkan suatu kesesatan.
Bagaikan bahtera Nuh, Allah yang telah mengirimkan air bah dan memusnahkan seluruh kehidupan di muka Bumi yang penuh dosa, seperti halnya air pembaptisan yang telah membersihkan diri dari segala dosa yang memisahkan Allah dan manusia. Gereja bagaikan pula bahtera Nuh di tengah air bah, di luarnya, tak ada keselamatan melainkan kebinasaan.
Jadi, Gereja mengakui adanya kebenaran di luar Gereja, tetapi kebenaran tersebut hanyalah partial atau sebagian, mari kita telaah kembali yang tertulis dalam Lumen Gentium art 16;
Seringkali muncul di benak kita semua sebuah pernyataan berikut:
[Saya kurang sepakat karena ada banyak agama di dunia ini di Indonesia saja ada enam agama, yang berkembang dan mereka juga berbuat kebaikan bagi sesama yg akhirnya akan membawa umatnya ke yang benar sehingga dapat masuk surga. Hanya katoliknya yang the best.]
Nah, menarik bukan untuk didiskusikan? sebelumnya ada prinsip yang harus dipegang dalam mengartikan dokumen-dokumen KV II dalam kaitannya dengan doktrin EENS tersebut. YaituKEBENARAN "BERBEDA" dengan "KESELAMATAN". Kebenaran ada di luar Gereja sebab manusia memiliki kodrat luhur yaitu suatu kerinduan yang mendalam untuk bersatu kembali dengan Allah penciptanya, kita bisa membuktikan ini bahwa di suku-suku terpencil pun yang jauh dari peradaban manusia modern masih memiliki kepercayaan akan sebuah "kekuatan yang tak terlihat", dalam antropologi hal ini disebut dengan animisme dan dinamisme. Maka Gereja pun mengajarkan bahwa "manusia adalah mahluk religius". Dalam diri Allah terdapat kebenaran sejati. Maka dalam setiap usaha mereka manusia dalam mencari Allah, sudah tentu terdapat nilai-nilai kebenaran.
Tetapi keselamatan datangnya hanya dari Allah, dan manusia dituntut untuk kerjasamanya secara aktif bersama Allah untuk mencapai keselamatan tersebut. Jika kita memperhatikan kisah-kisah Perjanjian Lama (PL), kita bisa melihat bahwasanya Allah telah menjanjikan keselamatan itu kepada manusia sejak manusia pertama jatuh ke dalam dosa (Kej 3:15). Namun sifat Allah yang maha segalanya, dan keterpisahan antara manusia dengan Allah akibat dosa telah menjauhkan dariNya. Maka Allah mewahyukan diri secara bertahap melalui para Nabi PL dan para nabi PL terus menubuatkan kepenuhan sabda Allah dalam diri Mesias.
Dalam diri Yesus Kristus lah, sang Sabda telah menjadi daging dan tinggal diantara kita, suatu pewahyuan yang sempurna dan terakhir, dan wahyu tersebut hidup abadi dalam tubuh MistikNya di dunia yaitu Gereja. Dan Gereja yang didirikan oleh Kristus adalah Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik (Mat 16:18-19), Gereja tersebut adalah Gereja Katolik. Sang kebenaran sejati telah mewahyukan diriNya kepada manusia dan mempercayakan perintah-perintahNya yang hidup dalam Gereja, dan Gereja telah diberikan suatu kuasa dan rahmat sehingga Gereja tak akan dapat jatuh ke dalam alam maut, maka Gereja tak pernah mengajarkan suatu kesesatan.
Bagaikan bahtera Nuh, Allah yang telah mengirimkan air bah dan memusnahkan seluruh kehidupan di muka Bumi yang penuh dosa, seperti halnya air pembaptisan yang telah membersihkan diri dari segala dosa yang memisahkan Allah dan manusia. Gereja bagaikan pula bahtera Nuh di tengah air bah, di luarnya, tak ada keselamatan melainkan kebinasaan.
Jadi, Gereja mengakui adanya kebenaran di luar Gereja, tetapi kebenaran tersebut hanyalah partial atau sebagian, mari kita telaah kembali yang tertulis dalam Lumen Gentium art 16;
"....Tetapi sering orang-orang, karena ditipu oleh si
Jahat, jatuh ke dalam pikiran-pikiran yang sesat, yang mengubah kebenaran Allah
menjadi dusta, dengan lebih mengabdi kepada ciptaan daripada Sang
Pencipta......" (LG 16)
Memang sulit mengartikan keseluruhan doktrin ini jika masih
terpatri dalam benak kita kalau kebenaran = keselamatan. Namun keselamatan
sendiri datangnya dari Allah, segala macam usaha manusia TANPA rahmat Allah
untuk mencapai keselamatan hanyalah sia-sia belaka. Pada tulisan sebelumnya di
atas, bisa kita lihat, bagaimana Allah yang begitu cintanya kepada manusia
memberikan RAHMAT tersebut kepada manusia dengan berbagai tahapan-tahapannya.
Sedikit memberikan gambaran saja, "jika
SELURUH manusia di muka Bumi ini masuk ke dalam neraka, kemuliaan ALLAH tak berkurang
secuil apa pun", "Kemuliaan
ALLAH sama sekali tak bergantung kepada manusia", jadi, lihatlah, betapa kerdilnya kita manusia dihadapan Allah,
dan hanya ada satu kurban yang mampu menyenangkan hati Allah, tak lain adalah
kurban putraNya yang tunggal Yesus Kristus di kayu salib, karya penebusan dosa,
yang hanya dapat kita terima kembali, penghadiran kembali (bukan pengulangan)
secara utuh dalam perayaan Ekaristi Kudus, dan ini hanya kita dapatkan dalam
Gereja Katolik.
"....Maka dari itu andaikata ada orang, yang benar-benar
tahu, bahwa Gereja katolik itu didirikan oleh Allah melalui Yesus Kristus
sebagai upaya yang perlu, namun tidak mau masuk ke dalamnya atau tetap tinggal
di dalamnya, ia tidak dapat diselamatkan...." (LG 14)
Didalamnya memang terkandung "BENAR-BENAR TIDAK TAHU",
siapa yang mengetahui akan hal ini? tentunya hanya Allah yang tahu kedalaman
hati nurani manusia, apakah benar ia benar-benar tidak tahu, atau malas mencari
tahu, atau bahkan menolak untuk mencari tahu. Kita tidak bisa berandai-andaii
dalam hal ini dan berspekulasi, namun satu hal yang pasti, adalah untuk kita
yang sudah menjadi anggota GerejaNya untuk TERUS mencari tahu, menghayati dan
menjalankan ajaran-ajaran Kristus yang tertuang baik dalam ajaran-ajaran
Magisterium (Tradisi Suci) dan Kitab Suci. Serta terus turut serta mewartakan
kabar keselamatan ini dalam bersikap dan berbuat dan terus pula berdoa kepada
mereka yang masih belum tergabung dalam GerejaNya yang kepada mereka tidak ada
JAMINAN keselamatan kekal.
Lalu:
[apa bedanya "kebenaran" dan "kebenaran sesungguhnya" ?]
Baik, "kebenaran" memang ada di luar Gereja, agama-agama di luar Gereja mengandung nilai-nilai kebenaran, namun kebenaran yang diwartakan tidak mencapai kepenuhannya, Gereja memandangnya sebagai "pantulan sinar kebenaran", seperti cahaya bulan yang hanya pantulan dari sinar Matahari.
Seperti yang sudah kuuraikan di atas, Allah menyapa manusia, dan manusia wajib menanggapinya. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, terpisah hubungan mesranya dengan Allah, dan manusia tak lagi bisa menatap Allah. Ini berlaku untuk SEMUA manusia. Di dalam keselamatan, terdapat "kebenaran yang sesungguhnya" atau "kebenaran sejati", yaitu kebenaran yang membawa kepada keselamatan, yaitu persatuan kembali secara sempurna dengan Allah. Allah tahu, bahwa manusia dengan segala keterbatasannya tidak dapat mencapai diriNya secara sempurna, dan sejak jatuhnya manusia ke dalam dosa, manusia terus cenderung berbuat dosa yang senantiasa menggiringnya kepada maut. Maka Allah menggenapi janji keselamatan kepada manusia (Kej 3:15) dengan mewartakan dirinya secara bertahap kepada para nabi PL, dan mencapai kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, dan Yesus menyerahkan kunci kerajaan sorga kepada Petrus dan para penggantinya, dan mendirikan GerejaNya (Mat 16: 18-19). Dalam Allah terdapat "kebenaran sejati" yang membawa seluruh manusia kepada diriNya, dan Allah telah menyatakannya secara sempurna kepada Yesus, dan Yesus menyerahkannya kepada Gereja agar janjiNya akan keselamatan tergenapi hingga Akhir Jaman. Inilah "kebenaran yang sesungguhnya".
Kebenaran pada agama lain adalah kebenaran partial karena didasarkan pada usaha manusia semata yang memang tidak pernah sempurna dan berdosa, kecuali Yesus Kristus, sungguh Allah dan sungguh manusia, sang Sabda yang Hidup.
Bisa dibayangkan, bagaimana sungguh besar kasih Allah kepada manusia, bahkan sejak manusia jatuh ke dalam dosa pun, Allah begitu menyayangi manusia dengan memberikan janji keselamatan. Mulai dari para nabi PL, hingga Yesus Kristus. Namun manusia masih terus saja berdosa, tetapi Allah tak ada henti-hentinya menyapa manusia untuk kembali menuju jalan yang telah Ia siapkan untuk keselamatan diri manusia, yaitu Sakramen Tobat dan Ekaristi, yang mana mereka hanya dapat menerima ini semua melalui Sakramen Pembaptisan. Ada tiga bentuk pembaptisan;
1. Baptis air
2. Baptis darah
3. Baptis rindu
Lalu:
[apa bedanya "kebenaran" dan "kebenaran sesungguhnya" ?]
Baik, "kebenaran" memang ada di luar Gereja, agama-agama di luar Gereja mengandung nilai-nilai kebenaran, namun kebenaran yang diwartakan tidak mencapai kepenuhannya, Gereja memandangnya sebagai "pantulan sinar kebenaran", seperti cahaya bulan yang hanya pantulan dari sinar Matahari.
Seperti yang sudah kuuraikan di atas, Allah menyapa manusia, dan manusia wajib menanggapinya. Manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, terpisah hubungan mesranya dengan Allah, dan manusia tak lagi bisa menatap Allah. Ini berlaku untuk SEMUA manusia. Di dalam keselamatan, terdapat "kebenaran yang sesungguhnya" atau "kebenaran sejati", yaitu kebenaran yang membawa kepada keselamatan, yaitu persatuan kembali secara sempurna dengan Allah. Allah tahu, bahwa manusia dengan segala keterbatasannya tidak dapat mencapai diriNya secara sempurna, dan sejak jatuhnya manusia ke dalam dosa, manusia terus cenderung berbuat dosa yang senantiasa menggiringnya kepada maut. Maka Allah menggenapi janji keselamatan kepada manusia (Kej 3:15) dengan mewartakan dirinya secara bertahap kepada para nabi PL, dan mencapai kesempurnaannya pada diri Yesus Kristus, dan Yesus menyerahkan kunci kerajaan sorga kepada Petrus dan para penggantinya, dan mendirikan GerejaNya (Mat 16: 18-19). Dalam Allah terdapat "kebenaran sejati" yang membawa seluruh manusia kepada diriNya, dan Allah telah menyatakannya secara sempurna kepada Yesus, dan Yesus menyerahkannya kepada Gereja agar janjiNya akan keselamatan tergenapi hingga Akhir Jaman. Inilah "kebenaran yang sesungguhnya".
Kebenaran pada agama lain adalah kebenaran partial karena didasarkan pada usaha manusia semata yang memang tidak pernah sempurna dan berdosa, kecuali Yesus Kristus, sungguh Allah dan sungguh manusia, sang Sabda yang Hidup.
Bisa dibayangkan, bagaimana sungguh besar kasih Allah kepada manusia, bahkan sejak manusia jatuh ke dalam dosa pun, Allah begitu menyayangi manusia dengan memberikan janji keselamatan. Mulai dari para nabi PL, hingga Yesus Kristus. Namun manusia masih terus saja berdosa, tetapi Allah tak ada henti-hentinya menyapa manusia untuk kembali menuju jalan yang telah Ia siapkan untuk keselamatan diri manusia, yaitu Sakramen Tobat dan Ekaristi, yang mana mereka hanya dapat menerima ini semua melalui Sakramen Pembaptisan. Ada tiga bentuk pembaptisan;
1. Baptis air
2. Baptis darah
3. Baptis rindu
Mereka yang tidak mengalami satu dari pembaptisan ini TIDAK akan
diselamatkan dan akan masuk neraka dengan siksa abadi yang kekal. Kejam? TIDAK,
sebab sejak awal manusia jatuh ke dalam dosa, hakikatnya adalah NERAKA, jika
seluruh manusia masuk ke dalam neraka, kemuliaan Allah TIDAK berkurang secuil
pun. Justru begitu besar kasih Allah kepada manusia, maka Ia tetap terus
menyapa dan memanggil manusia menuju diriNya melalui sarana yang
dianugerahkanNya, tak lain adalah Gereja, dan Gereja itu adalah Gereja Katolik.
Bukan Orthodox maupun Protestan.
Mereka (umat non-Katolik), sekalipun terkait oleh Kristus dan InjilNya, namun mengingkari GerejaNya yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, dan menolak untuk masuk di dalamnya sekalipun telah mengetahui bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan, mereka tidak dapat diselamatkan.
Pernahkah terpikir oleh kita? bayi yang lahir belum terbaptis, namun karena berbagai sebab, ia mati. Kemanakah jiwanya akan pergi? Surga? Api Penyucian? atau Neraka? Kita seringkali berpikir bahwa bayi, yang belum sempat melakukan dosa apa pun, tentunya pintu surga terbuka lebar baginya. Namun Gereja tidak mengajarkan demikian, Gereja hanya menyerahkan jiwa bayi itu kepada belas kasih Allah. Bisa kita bayangkan? bayi yang tidak sempat melakukan dosa, belum dibaptis, belum tentu memperoleh keselamatan, apalagi mereka manusia, yang ada di luar Gereja, telah melakukan dosa, tidak mencari Allah dengan ketulusan dan kerendahan hati, dapat beroleh bagi mereka keselamatan? masihkah kita memandang mereka berpeluang untuk diselamatkan? bagaimana agar mereka berpeluang untuk diselamatkan? yaitu adalah agar dengan tulus dan rendah hati, terus mencari Allah, menghindari segala perbuatan dosa dan tidak mati dalam keadaan berdosa berat (ini berlaku untuk orang Katolik juga), serta benar-benar tidak tahu akan adanya Gereja Katolik yang menyelamatkan. Maka, dengan cara yang misterius, Allah akan mempersatukan mereka ke dalam GerejaNya dan diselamatkan, inilah Baptis kerinduan.
Extra Ecclesiam Nulla Salus; Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan. Sebuah dogma Gereja yang tidak dapat salah dan WAJIB diimani oleh seluruh anggotanya, tanpa terkecuali.
Mereka (umat non-Katolik), sekalipun terkait oleh Kristus dan InjilNya, namun mengingkari GerejaNya yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik, dan menolak untuk masuk di dalamnya sekalipun telah mengetahui bahwa Gereja Katolik adalah satu-satunya jalan menuju keselamatan, mereka tidak dapat diselamatkan.
Pernahkah terpikir oleh kita? bayi yang lahir belum terbaptis, namun karena berbagai sebab, ia mati. Kemanakah jiwanya akan pergi? Surga? Api Penyucian? atau Neraka? Kita seringkali berpikir bahwa bayi, yang belum sempat melakukan dosa apa pun, tentunya pintu surga terbuka lebar baginya. Namun Gereja tidak mengajarkan demikian, Gereja hanya menyerahkan jiwa bayi itu kepada belas kasih Allah. Bisa kita bayangkan? bayi yang tidak sempat melakukan dosa, belum dibaptis, belum tentu memperoleh keselamatan, apalagi mereka manusia, yang ada di luar Gereja, telah melakukan dosa, tidak mencari Allah dengan ketulusan dan kerendahan hati, dapat beroleh bagi mereka keselamatan? masihkah kita memandang mereka berpeluang untuk diselamatkan? bagaimana agar mereka berpeluang untuk diselamatkan? yaitu adalah agar dengan tulus dan rendah hati, terus mencari Allah, menghindari segala perbuatan dosa dan tidak mati dalam keadaan berdosa berat (ini berlaku untuk orang Katolik juga), serta benar-benar tidak tahu akan adanya Gereja Katolik yang menyelamatkan. Maka, dengan cara yang misterius, Allah akan mempersatukan mereka ke dalam GerejaNya dan diselamatkan, inilah Baptis kerinduan.
Extra Ecclesiam Nulla Salus; Di Luar Gereja Tidak Ada Keselamatan. Sebuah dogma Gereja yang tidak dapat salah dan WAJIB diimani oleh seluruh anggotanya, tanpa terkecuali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar