Bahasa Cinta

Kamis, 08 Agustus 2013

How to make Aesthetic Houses in Minecraft

If you've played Minecraft for some time now, you most surely know how hard it is to build a great looking house to live in, that meets both your vision of your dream house and expectations for functionality. This brings us to the definition: in terms of Minecraft, its a structure that dosen't compromise beauty and appeal for functionality.

These are also what we call Dynamic Builds.
So unless you are a genius builder, you're probably itching to find out how to please both aspects of Minecraft architecture. Well, lets find out!


There are two main aspects of building:
•    Interior
•    Exterior
We'll focus on both, but for part 1, let's look at Exteriors.


Exteriors
The exterior is the main aspect of building a house. It should look inviting, appealing, and should suit the structure type of the town, city or area you live in.
Take a look at this house:




What's wrong with it? It looks fine; not the best architecture, but it does the job. But thats what we're here to learn. Building something that does the job (someplace to live in) and look pleasing.
Now take a look at this one:
 


Pretty, no? Now you see the difference. You don't have to go all out and build something like this, but remember, any good house will take more time than usual.


This brings us to the first step of building aesthetic houses:


Step 1 Step 1 NEVER use block shapes (squares, rectangles and the like)
These types of houses don't stand out from the rest. They add to the monotony of already built houses in the vicinity (in multiplayer).  If you did use it, it would have to have great aesthetic feel to it to stand out.


Step two is almost basic knowledge:
Step 2 Step 2 Always build the exterior first
This makes it easier to put your visions first; interiors are almost always shaped by its exteriors.
Tip
•    To make your house more beautiful, use half blocks in unconventional ways; for example as roofs, floors and linings.



Step 3 Step 3 Try to add realistic features to your structure
These include pillars that actually look like they have a function, like holding up the next floor, or supports inside the house. They add beautiful touches to the overall experience of living in that house.



A beautiful example (apart from the editing) of realistic structure and aesthetic appeal.
Warning
•    Don't ever go for a monotonous tone or color for your building. It shouldnt look boring; add complementing color's to spice things up.



Monotonous much?
 


Much better!


Step 4 Step 4 Use nature to your advantage
Nature can be a great tool to use on/with your home. Use trees to increase beauty, and break monotony; flowers spice up the colors in your yard; vines add an old, rusted but beautiful look to your home. Or add that beautiful waterfall you always wanted.
Nature also helps break up linearity  in your structure, adding a new dimension to your home.



A good (not great) example of natural aesthetics.


Interiors
There are a few important prerequisites to look at before starting the interiors of a house:
1.    The general structure of your home
2.    What you want your interior to look like
When you have taken note of both of these aspects, start the steps.
 


A typical Minecraft interior.


Step 1 A good place to start is the ceiling
As said before, try to stay realistic with the feel and design of this ceiling. Don't make a ceiling that just floats around by itself! That's not realistic! Instead try adding supports, beams and columns to "hold" up the ceiling.
 


Its all very beautiful, sir, but may I know what's holding up that huge ceiling? The air? I see..


Step 2 Start by adding the major aspects first.
If you brainstormed and did the first to prerequisites , you should already know what you're going to put where. Add these. Make sure to leave space for additional objects and modifications.
 


A good example. Here, the major aspects are added: a bed, crafting table, furnace and chests.
You may also have other major aspects like chairs or a fireplace, maybe even a basement. Add those too.


Step 3 Start adding the smaller stuff (aesthetic objects like a jukebox and books)
Place these not only where you want them to be, but also where they will look pleasing. If you have multiple floors, vary the design elements; for example, if the bottom floor has the main lobby, let the top floor have the crafting, smelting and storage rooms, and the topmost your bedroom with all the nifty designs/paintings. Maybe add a pool too!
 


Add staircases (if you need) at this stage. Why? You can alter it better now and also place it more accurately since you're also adding smaller stuff.


Step 4 Start working on the roof
This may seem an awkward time to start working on the roof of the house. Should'nt this be done earlier? Yes, but now is the time where you customize it to your liking. One major tip is:
DONT CLOSE IT OFF. Roof's that don't allow in any sunlight are (sorry to say) pathetic. They are an abysmal design choice that don't lend to any aesthetic house. Remember this, OK?
Tips
•    The strongest parts of a house are doorways and stairs. Make sure they seem strong by, for example, adding raw wood to the perimeter of a door.
•    Don't overdo it. Too many aesthetic pieces makes your home look messy.


Step 5 Bedroom work
Yes, it's time for your own bedroom. This is, quite possibly the most personal part of the house.
•    Start by adding the bed. Its the biggest feature in any bedroom.
•    Continue and add other final features


Final touches
Add your final touches now; remove, renew, or modify existing pieces to finalize your design.
And that's it. Make sure to follow these steps and you'll be on your way to a magnificent home!
This is the end of the series. Thanks for reading!

Senin, 03 Juni 2013

Debat Alkitab Episode 1 dengan umat Protestan

 Debat Alkitab Mengenai Fungsi Gereja Dengan Umat Protestan

Pada hari Minggu, 2 Juni 2013 saya melihat di suatu grup di Facebook dan ia membuat status yang membuat saya tertarik untuk melihatnya. Berikut adalah statusnya. (Yang Merah adalah komentar si pembuat post, yang hijau adalah komentar saya, yang biru adalah komentar orang lain pihak 1, yang ungu adalah komentar dari orang lain pihak 2).


saudaraku, banyak orang yang salah mengartikan fungsi gereja.banyak orang kristen menganggap bila rajin kegerja sudah pasti kita akan beroleh upah yang besar disurga. Padahal itu hanya sebagian kecil dari yang diinginkan tuhan. Sehingga ketika seseorang kristen yang rajin kegereja mendapat cobaan, tak sedikit orang kristen yang menuntut tuhan kenapa cobaan silih berganti datang kepadaku, padahal aku sudah rajin kegereja dan bahkan memberikan perpuluhan lagi. Ketahuilah saudaraku, gereja yang sebenarnya adalah tubuh kristus dan tubuh kristus ada dalam hati orang yang percaya dan melakukan firman tuhan seharihari. Kemudian yang paling utama iman dan perbuatan harus seiring sejalan, jika kita dapat melakukannya kehidupan kekal dikerajaan surga menanti kita. Imamuel tuhan beserta kita.


Lalu, saya pun menjawab:
Hm.. sori ya saya mau menyinggung satu hal.. perpuluhan itu sebaiknya diberikan dengan keikhlasan, bukan krna suatu peraturan.. krna Dalam Perjanjian Baru:Rasul Paulus mengatakan “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Kor 9:7)

Rasul Paulus tidak mengatakan sepuluh persen, namun menekankan kerelaan hati dan sukacita.

Yesus mengatakan “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan” (Mat 23:23)

Yesus menekankan akan hakekat dari pemberian, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Yesus tidak menekankan akan persepuluhan, namun apa yang menjadi dasar perpuluhan.
 
Orang lain pihak 1 pun berkata:
Amiiin. Setuju banget.

Silahkan baca,
1 Kor. 3:16.
  
Saya pun heran dan menanggapi:
Hm.. saya mau bertanya.. kira2 apa hubungannya persepuluhan dengan 1 Korintus 3 :16?

Orang lain pihak 1 pun menanggapi:
maaf, saya tidak mengomentari masalah perpuluhan, di sini saya hanya mengingatkan tentang apa sesungguhnya gereja itu.

Saya berkata:
Tubuh Kristus ada di dalam hati orang yang menerima Tubuh Kristus melalui Sakramen Mahakudus dan melakukan perintahNya, bukan hanya melakukan perintahNya saja. Dan fungsi gereja yang sebenarnya adalah tempat berkumpulnya umat Tuhan (atau Gereja) untuk berkomunikasi denganNya, memuji / mengagungkan namaNya, menyatakan bahwa diri kita ini SANGAT membutuhkan Tuhan dan rindu akanNya, serta meminta pengampunan akan dosa-dosa kita agar nanti Tuhan berkenan kita berada di sisiNya.
Maaf, tapi fungsi gereja bukanlah itu.. tetapi ayat di 1 Kor 3 :16 bermakna bahwa kita adalah ciptaanNya dan kita adalah milikNya. Maka segala sesuatu yang kita lakukan adalah beprinsip Ad Majorem Dei Gloriam artinya semua demi Kemuliaan Allah yang lebih besar lagi.
Bedakan "gereja" dengan "Gereja". "gereja" = tempatnya, "Gereja" = umat Allah yang berkumpul

 Orang lain pihak 2 berkata:
Amin.

Si pembuat post pun menanggapi:
sori, anda mungkin kurang menahami maksud saya. Saya tidak pernah bilang persepuluhan tapi saya bilang perpuluhan, jadi anda salah tafsir. Kemudian fungsi gereja yang anda maksud ada benarnya, tapi anda salah tafsir lagi, saya bilang banyak orang kristen yang salah paham tentang gereja. Mungkin kita harus banyak syering ya kawan
  
Saya menanggapi:
Maaf nih, saya mau bertanya, memang apa bedanya perpuluhan dengan persepuluhan?

 Si pembuat post berkata
maaf  saya tidak akan menanggapi pertanyaan anda, karna anda pasti tahu. Silahkan tanya diri anda sendiri, tapi saya mau kasih kamu saran tuhanpun tidak akan berkenan kepada orang yang purapura ga tahu, alangkah lebih bijaknya kamu kalau kamu membagi apa yang kamu tahu karna kita adalah anak tuhan

Saya menanggapi:
Oke.. Thx ya... God Bless You All.. Good Night! :)

Orang lain pihak 1 pun menjawab:
Memang mungkin banyak orang kristen beranggapan bahwa gereja haruslah berupa gedung yang dijadikan tempat perkumpulan orang-orang yang datang beribadah, namun jangan kita lupa bahwa gereja yang sesungguhnya adalah tubuh kita sendiri. Dan itu diperkuat dalam 1 Kor. 3:16, yang berkata:
tidakkah kamu tahu bahwa kamu adalah bait ALLAH dan bahwa roh ALLAH diam di dalam kamu?
Jadi, gereja semata-mata bukanlah berbicara bangunan atau gedung, tapi lebih ditandaskan kepada diri kita sendiri.
  
Saya menutup debat tersebut dengan menjawab:

Bedakan "gereja" dengan "Gereja". "gereja" = tempatnya, "Gereja" = umat Allah yang berkumpul.
Dan bahasa Inggris dari "gereja" adalah liturgial space dan "Gereja" dalam bahasa Inggrisnya adalah congregation / assembly

Dari  debat tersebut dapat disimpulkan bahwa tanggapan dari si pembuat post seperti menanggapi dengan amarah dan cenderung tidak mau dikoreksi kesalahannya serta mencari-cari kesalahan orang lain. Dan, orang lain pihak 1 juga tidak terlalu memerhatikan apa yang saya sudah tulis sebelumnya. Jadi, di dalam debat ini didapat kesimpulan fungsi gereja adalah tempat berkumpulnya umat Tuhan (atau Gereja) untuk berkomunikasi denganNya, memuji / mengagungkan namaNya, menyatakan bahwa diri kita ini SANGAT membutuhkan Tuhan dan rindu akanNya, serta meminta pengampunan akan dosa-dosa kita agar nanti Tuhan berkenan kita berada di sisiNya. Dan perhatikan perbedaan “gereja” dengan “Gereja”. “gereja” adalah bangunannya (liturgical space) dan “Gereja” adalah umat Allah yang berkumpul (Congregation / Assembly). Dan perlu juga diperhatikan bahwa mengapa Kekristenan yang autentik / Katholik tidak mengajarkan persepuluhan / perpuluhan? Karena Dalam Perjanjian Baru:Rasul Paulus mengatakan “Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita” (2 Kor 9:7).Rasul Paulus tidak mengatakan sepuluh persen, namun menekankan kerelaan hati dan sukacita.Yesus mengatakan “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan” (Mat 23:23).Yesus menekankan akan hakekat dari pemberian, yaitu keadilan, belas kasihan, dan kesetiaan. Yesus tidak menekankan akan persepuluhan, namun apa yang menjadi dasar perpuluhan.

~ Pax et Bonum ~

Kamis, 09 Mei 2013

Cara Meningkatkan Resolusi Netbook Anda


 Cara Meningkatkan Resolusi Netbook Anda
Kebanyakan Netbook pada umumnya memiliki display maximum  1024x600 pixel. Namun bila anda ingin meningkatkan resolusi tersebut, ada sebuah cara memodifikasi sederhana yang diperlukan di registry Windows unutk membolehkan anda meningkatkan resolusi layar sistem apapun. Maka ikutilah langkah-langkah berikut.

Cara ini sudah saya coba di NetBook HP Mini, dan hasilnya bisa untuk menjalankan aplikasi metro di Windows 8, yang memang membutuhkan resolusi minimal 1024x768.


Screenshot :


 Berikut caranya :
1.     Buka regedit (tekan Win+R pada keyboard, lalu ketik regedit [enter])

2.     Cari key Lokasi berikut pada dialog registry,


o    HKEY_LOCAL_MACHINE / SYSTEM / CurrentControlSet / Control / Class / {4D36E968-E325-11CE-BFC1-08002BE10318} / 0000
o    HKEY_LOCAL_MACHINE / SYSTEM / CurrentControlSet / Control / Class / {4D36E968-E325-11CE-BFC1-08002BE10318} / 0001

3.     Di kedua lokasi ini, anda akan menemukan "Display1_DownScalingSupported"dalam daftar DWORD, klik kanan pada 'DWORD' dan pilih untuk memodifikasi, mengubah value dari 0 ke 1 untuk DWORD lalu tekan OK.

NOTE : jika DWORD tidak ada, buat DWORD sendiri dengan nama tersebut dan value data diganti 1
4.     Tutup regedit lalu restart netbook anda.

5.     Sekarang buka pengaturan resolusi layar (Control Panel -> Appearance and Personalization -> Display -> Screen Resolution) pada Netbook anda dan di sana anda dapat melihat pilihan yang lebih di Resolution. Kini anda dapat memilih resolusi layar 1024x768.

- TESTED -

Selasa, 23 April 2013

Liturgi Bukan Entertainment


Romo Jacobus Tarigan: Liturgi Bukan Entertainment

Liturgi Bukan Entertainment

Hari ini saya melihat sebuah posting menarik dari page Katolik Memes Indonesiayang menampilkan meme mengenai Liturgi disertai dengan penjelasan yang bagus sekali dari Reverendus Dominus* Jacobus Tarigan. Dalam artikel ini, RD Jacobus Tarigan menjelaskan bahwa liturgi tidak boleh menjadi pentas kesenian atau acara yang meng-entertain umat. Silahkan dibaca lebih lanjut di bawah ini. Penekanan dengan tulisan tebal oleh saya sendiri:

Liturgi yang dirayakan dengan baik, indah, dan sungguh keluar dari hati dapat menumbuhkan, memupuk, dan mengembangkan iman. Oleh karena itu, tanda-tanda dalam liturgi hendaknya sederhana dan mudah dimengerti umat. Doa, nyanyian-nyanyian, dan tanda-tanda/simbol hendaknya mampu mengkomunikasikan iman. Kekuatan liturgi Katolik terletak justru dalam keterpaduan antara pesta, masa liturgi, dan bacaan-bacaan yang telah ditetapkan. “Kekuatan itu juga tergantung pada kesatuan artistik sebagai hasil pilihan yang cermat dan tepat atas bahan-bahan liturgi yang ditawarkan, musik, dan kesenian yang terkait” (Musik dalam Ibadat Katolik, Komisi Liturgi KWI, 2003, No 11).

Sayangnya, begitu antusiasnya beberapa petugas liturgi membuat liturgi menyentuh umat, justru menurunkan mutu liturgi itu sendiri. Dengan mengikuti mode dan selera umat, justru liturgi tidak mampu mengungkapkan iman sejati. Yang terjadi adalah pentas kesenian dan bukan perayaan liturgi.

Nyanyian dan musik populer dimasukkan dalam perayaan liturgi. Orang lupa bahwa musik populer lebih ditujukan untuk mengabdi kegemaran publik. Demikian pula nilai artistiknya memang terasa kurang bermutu dibandingkan dengan lagu Gregorian yang sudah mentradisi dalam sejarah Gereja. Lagu Gregorian mengungkapkan isi kata bahasa Latin tanpa irama tetap (hitungan). Irama Gregorian berpangkal dari aksen dan arti kata dengan irama bebas, sehingga lagunya merupakan ungkapan syair. Dan ketahuilah, syair-syair Gregorian pada umumnya diambil dari Kitab Suci. Sedangkan lagu-lagu populer lebih menekankan birama dan hitungan yang cenderung mekanis.

Paus Benediktus XVI mengingatkan bahwa musik Gereja pada tempat pertama, merupakan umat Allah yang bernyanyi menyatakan identitasnya. Tidak mudah memang mencari keseimbangan musik Gereja di tengah tarikan antara elitisme estetika seni dan arus budaya massa industrial. “Jika pop diartikan sebagai suatu produk dari masyarakat massa, lewat reproduksi dan standarisasi pengalaman sehingga menjadi bagian dari kultur massa, musik pop yang dihasilkan tidak tumbuh dari pengalaman autentik dan pengalaman reflektif mendalam atas kehidupan” (Krispurwana Cahyadi SJ, Benediktus XVI, Kanisius: Yogyakarta, 2010, hal 176).

Jelaslah, liturgi adalah perayaan iman, bukan pementasan dan bukan pula sekadar upacara. Maka, aneh, ketika persiapan persembahan, diadakan tarian mengantar persembahan selama lebih kurang 30 menit. Sementara Doa Syukur Agung hanya sekitar tujuh menit. Dengan tarian yang lama, maka Doa Syukur Agung kehilangan makna puncaknya. Perhatian umat masih terpaku pada penari-penari cantik dengan pakaian dan hiasan gemerlap, serta senyum yang menawan. Aspek keheningan pun terasa menghilang. Liturgi dirayakan secara dangkal.Liturgi tidak lagi merupakan pertumbuhan iman yang hidup, tetapi merupakan produk kerja dari segelintir umat dan hobi dari beberapa pastor yang hanya sekadar mencari popularitas.

Memang tidak mudah mencari keseimbangan antara konservatisme dan kebaruan; antara karakter kebaktian liturgis dan tugas kateketis dan pastoral. Namun, perlu ditegaskan lagi, liturgi bukanlah entertainment. Kalau ingin mencoba sesuatu yang baru, maka laksanakan itu dalam kelompok terbatas dan bukan pada Misa hari Minggu. Setiap eksperimen perlu dinilai secara kritis oleh ahli liturgi dan direstui oleh pimpinan Gereja. Di lain pihak, umat pun terus-menerus dididik agar semakin menghayati perayaan liturgi yang telah berkembang dalam sejarah Gereja.Janganlah liturgi terjebak dalam upaya modernisme dan inkulturasi yang dangkal. Dalam hal ini, penting diperhatikan keheningan, keindahan, kedalaman, dan misteri. Bukan demi kepentingan estetika seni, bukan demi pragmatisme pastoral, tetapi justru demi pujian terhadap Tuhan.

RD. Jacobus Tarigan
*. Reverendus Dominus artinya adalah "Tuan Yang Terhormat", merupakan gelar resmi atau sapaan resmi Gereja Katolik untuk imam-imam diosesan. Sedangkan gelar untuk imam-imam dari ordo/tarekat/kongregasi religius adalah Reverendus Pater yang berarti "Bapa Yang Terhormat". 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Misa itu harus bersifat Apostolik bukan entertain atau menuruti selera kita karena secara tidak sadar, dengan adanya tari-tarian dan berbagai macam pertunjukkan di gereja (diluar masa khusus) itu melukai hati Tuhan Yesus dan menghancurkan mutu dari misa tersebut, karena kekuatan Misa itu terletak di sifat Apostoliknya.